Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut mengubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.
Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alun-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut:
Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar Kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA WIBAWA MUKTI".
Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa.
Pada awal 1980-an, Kabupaten Bekasi berpenduduk 400 ribu jiwa, dengan sebaran di pusat kota sekira 200 jiwa.
Pada 12 Desember 1981, terbit PP Nomor 48 Tahun 1981 tentang pembentukan Kota Administratif (Kotif) Bekasi. Kotif resmi terbentuk 20 April 1982, pada tahun yang sama, Kantor Pemkab Bekasi pindah ke Jalan Ahmad Yani (gedung pemkot sekarang), sementara di Jalan Juanda, tempat pemerinahan Kotif Bekasi.
Perkembangan Bekasi yang pesat membuat Mendagri Yogie Suardi Memet menerbitkan SK Mendagri 131.34/139/1997 tentang Pembentukan Kota Madya Dati II Bekasi.
Saat itu jumlah kecamatan di Kota Bekasi masih berjumlah 7, dengan 1 kecamatan pembantu.
Dan pada 1996 Kota Administratif Bekasi dinaikkan lagi statusnya menjadi Kotamadya dan sekarang dikenal dengan nama Kota Bekasi. seiring perkembangannya, saat ini kota bekasi menjadi wilayah industri dan wiayah tinggal kaum urban. Kota yang lokasinya berada dalam lingkungan megapolitan ini, adalah salah satu kota besar yang menempati posisi keempat di Indonesia yang ada di provinsi Jawa Barat.
Sumber referensi bacaan : - https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bekasi
-https://duniapendidikan.co.id › asal-...
Asal Usul Kota Bekasi
-https://histori.id › sejarah-bekasi
-https://bekasi.pojoksatu.id › baca › sejarah Singkat Kota Bekasi: Mulai Era Kolonial Hingga Pembentukan Kota
-www.tentangbekasi.com
Disadur oleh penulis : Senin, 10 Februari 2020
Komentar
Posting Komentar